Oleh : 
Muhammad Irfan Firdaus

Arti Teman Sejati
Alhamdulillah saya berkesempatan kembali mengisi blog 
makna hidup ini dengan artikel sederhana tentang 
arti teman sejati,  semoga kita semua dapat mengambil hikmah serta pelajaran dari artikel  hidup dan kehidupan ini. Pada artikel kali ini saya akan menuliskan  sebuah 
renungan  hidup terutama menyangkut persahabatan atau pertemanan dalam hidup kita  atau saya sebut sebagai adab bergaul atau adab pergaulan. Pada tulisan  sebelumnya, saya pernah menulis tentang 
makna sahabat sejati atau arti sahabat sejati dalam kehidupan kita.
Dalam lingkungan kita, banyak sekali macam-macam teman yang bisa kita  jumpai, seperti teman ngobrol atau teman bicara, teman curhat, teman  bergaul, teman kerja, teman sekolah, teman blogger, teman facebook dan  masih banyak lagi yang lainnya. Namun yang paling berarti diantara  semuanya adalah teman sejati yaitu teman yang saling mengingatkan, teman  yang saling menasehati, teman yang mampu memberikan 
motivasi, teman yang selalu mengajak pada kebenaran dan teman yang bergaul dengan diri kita karena Allah semata. Dan itulah 
arti teman sejati menurut pandangan saya yang awam.
Nah pada artikel 
renungan  ini saya ingin mengulas dengan singkat kaitannya jenis teman terutama  dari golongan syaitan yang menyerupai manusia atau manusia yang  menyerupai 
syaitan. Semoga kita diberikan hidayah oleh Allah Ta’ala agar kita pandai memilih teman dan berhati-hati dalam mencari teman.
Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala telah mengingatkan kita, ”Tidaklah kamu  perhatikan orang-orang yang menjadikan kaum yang dimurkai Allah sebagai  teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan dari golongan  mereka. Mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka  mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang keras.  Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS :  Al-Mujaadilah: 14-15).
Allah Ta’ala dengan tegas melarang hamba-Nya berteman dengan syaitan,  sebagaimana tercantum dalam Firman-Nya :  ”Barang siapa menjadikan  syaitan sebagai teman, maka syaitan itu adalah seburuk-buruk teman.” (QS  An-Nisa: 38)
Sesungguhnya seseorang bisa tergelincir bergaul atau berteman dengan  syaitan dalam arti sesungguhnya. Ia dengan sadar menjadikan syaitan  sebagai pelindung, penolong, dan pendamping, bahkan pemberi kekuatan.
Pertemanan dengan syaitan bisa juga dalam wujud lain, yakni bergaul  dengan mereka yang memperturutkan hawa nafsunya, gemar berbuat maksiat,  dan hanya sibuk dengan urusan dunia yang fana ini.
Oleh karena itu, hendaknya seseorang memperhatikan juga kepribadian  orang yang hendak dijadikan sebagai teman dalam hidupnya. Teman yang  tidak baik adalah ‘’sebuah penyakit” setelah kelalaian menjaga  pandangan, lisan, dan perut yang bisa merusak 
hati, bahkan merusak segalanya.
Ini akan berbeda dengan orang yang bergaul dengan mereka yang dekat  dengan Allah. Pergaulan semacam ini akan senantiasa diwarnai saling  mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Mereka akan selalu berupaya saling tolong menolong serta berharap  teman-temannya menjadi baik dan semakin baik. Mereka tidak saling  memposisikan diri menjadi beban satu sama lain, tetapi justru ingin  saling meringankan. Dan juga tidak menikam dari belakang. Mereka akan  selalu berusaha agar sahabatnya semakin mulia dan semakin selamat di  sisi Allah.
Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap lingkungan pergaulan. Jika  saat ini kita tengah berada dalam lingkungan pergaulan yang sangat kotor  dan buruk, mari segera kita tinggalkan dan mencari lingkungan yang  lebih baik lagi. Mari kita hindari orang-orang lalai. Mari kita ingatkan  mereka termasuk diri sendiri menuju kebenaran dan berusaha untuk  menjadi orang benar. Mari kita hindari perkataan sia-sia dan perkataan  tidak berguna.
Sebuah 
syair dan nasehat  mengingatkan kita : “Barang siapa bergaul dengan pandai besi, niscaya  akan ikut bau bakaran, bahkan bukan tidak mungkin akan ikut terbakar  sekalian. Akan tetapi, barang siapa bergaul dengan penjual minyak wangi,  maka tidak bisa tidak, ia akan terpapar bau harum.”
Salah memilih pergaulan berarti kita siap menyiksa dan membinasakan  diri. Sebaliknya, bila bergaul dengan orang-orang taat, shaleh,  berakhlak mulia, dan jernih hatinya, maka kita akan memiliki sikap  serupa, insya Allah Ta’ala. Semoga kita diberikan anugerah oleh Allah  Ta’ala dengan banyaknya teman yang bisa saling mengisi dan mengingatkan,  teman yang mampu memberikan 
motivasi hidup serta teman yang selalu membawa kita pada kebaikan….Aamin.
Makna Hidup
***  Indahnya menjadikan hidup lebih bermakna  ***