Tak Cukup Hanya Cinta
(Sumber : http://bundanaila.blogspot.com)
“Sendirian aja dhek Lia?  Masnya mana?”, sebuah pertanyaan tiba-tiba mengejutkan aku yang sedang  mencari-cari sandal sepulang kajian tafsir Qur’an di Mesjid komplek  perumahanku sore ini. Rupanya Mbak Artha tetangga satu blok yang tinggal  tidak jauh dari rumahku. Dia rajin datang ke majelis taklim di komplek  ini bahkan beliaulah orang pertama yang aku kenal disini, Mbak Artha  juga yang memperkenalkanku dengan majelis taklim khusus Ibu-ibu  dikomplek ini. Hanya saja kesibukan kami masing-masing membuat kami  jarang bertemu, hanya seminggu sekali saat ngaji seperti ini atau saat  ada acara-acara di mesjid. Mungkin karena sama-sama perantau asal Jawa,  kami jadi lebih cepat akrab.
“Kebetulan Mas Adi  sedang dinas keluar kota mbak, Jadi Saya pergi sendiri”, jawabku sambil  memakai sandal yang baru saja kutemukan diantara tumpukan sandal-sendal  yang lain. “Seneng ya dhek bisa datang ke pengajian bareng suami, kadang  mbak kepingin banget ditemenin Mas Bimo menghadiri majelis-majelis  taklim”, raut muka Mbak Artha tampak sedikit berubah seperti orang yang  kecewa. Dia mulai bersemangat bercerita, mungkin lebih tepatnya  mengeluarkan uneg-uneg.  Baca selebihnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar